Berusahalah, Jangan Menyerah
Salah satu
tanda kehidupan adalah adanya usaha dan perjuangan. Sebatang pohon yang hidup
maka akarnya akan terus bergerak berjuang untuk mencari makanan walaupun ada tantangan
keras seperti tanah yang liat dan batu kerikil yang di hadapinya. Namun akar
tidak menyerah, berhenti dan putus asa. Ia akan berusaha mencari celah yang
bisa dilalui. Bahkan rela membelok kerarah yang berbeda demi mempertahankan
hidup. Bagaimana dengan kita manusia? Apakah kita menyerah dan putus asa dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan hidup yang ada. Apakah jalan kita sudah buntu? Apakah
tidak ada sedikit celah yang ada untuk kita berusaha dan berjuang
mempertahankan hidup? Kita perlu berusaha. Berusaha bagaimana? Mengapa kita perlu
berusaha? Paulus menuliskan; Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di
dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya, 2
Korintus 5:9.
Apakah kita
sungguh-sungguh percaya bahwa Kristus adalah Raja kita? Ini menjadi panggilan untuk
melayani dengan setia dan beriman kepada Kristus yang telah menyelamatkan kita
dari belenggu Iblis. Ia telah menghancurkan kuasa Iblis atas kita dan sanggup
melindungi kita dari murka Allah. Singkat kata, siapakah yang berhak atas kita
selain Kristus? Ia telah menyerahkan nyawa-Nya demi menebus kita dan melepaskan
kita dari semua musuh sehingga kita dapat melayani Dia dalam kekudusan tanpa
ketakutan sepanjang hidup kita. Biarkanlah Iblis dan manusia melakukan
pekerjaan kefasikan, tetapi bukan tangan kita, oh orang percaya!
Jika darah
kesetiaan mengalir dalam pembuluh kita, hati kita yang sudah dimenangkan akan
menghantam kita ketika kita melanggar bahkan sisi yang paling remeh dari
hukum-Nya yang kudus. kita laksana membawa bara api di pangkuan jika hati kita
menyembunyikan pengkhianatan melawan Allah yang berdaulat. Tidak, sebaliknya
milikilah hasrat untuk meninggikan nama Kristus dan menjadi alat Allah bagi
generasi kita. kita bukanlah seorang bawahan yang baik jika hanya mencari
keuntungan dari Sang Raja, tetapi tidak pernah memikirkan pelayanan apa yang
dapat dipersembahkan. Kita bukan seorang Kristen sejati jika lebih memikirkan
kebahagiaan sendiri dibandingkan kehormatan Allah. Paulus bersedia menderita
demi kemajuan Injil, dan sabar menunggu upah yang akan diterimanya belakangan.
Inilah yang membuat hidup layak dijalani, melayani Allah sebagai bukti
penghargaan kita akan kasih-Nya yang menebus.
Wahai orang
percaya, karena Ia telah menyelamatkan kita dari kuasa kegelapan dan
memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang terkasih, janganlah membuang
waktu: apa yang kita rindu lakukan bagi Allah, lakukanlah dengan segera!
Bekerjalah dengan gigih bergairah! Jika pedang Raja baru kita ada di tangan
kita, pakailah dan gunakan dengan saksama, sehingga ketika kita
mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah, sarung pedang kita tidak kedapatan
berkarat, yang diakibatkan oleh sikap malas dan pengecut. Jadilah setia,
kerjakanlah tugas kita dan bekerjalah keras, karena kita adalah duta Allah dan
akan memandang wajah-Nya dengan sukacita. Amin.