Rabu, 12 Februari 2014

AWAS, JERAT DUNIA

Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih kesabaran dan kelembutan. (1 Timotius 6:11)

Ketika manusia jatuh ke dalam dosa maka natur manusia telah rusak total. sehingga yang ada dalam diri manusia hanya ada satu, yaitu cinta pada dirinya sendiri. Manusia menolak Allah dalam tatolitas hidupnya. Jauh dari dapa manusia untuk mencari Allah. Manusia hanya hidup sesuai dengan apa yang diinginkannya. Mereka hanya ingin melihat apa yang bisa memuaskan mata, mendengar apa yang dapat memuaskan telinganya dan melakukan sesuatu yang hanya bisa memberikan sebuah keuntungan. Sehingga benar atau salah bukan sebuah pertimbangan penting untuk menentukan sebuah pilihan dalam melakukan segala sesuatu. Hedonisme dan materialisme menjadi tujuan dan gaya hidup manusia yang membudaya dalam natur yang berdosa.

Gaya hidup hedonisme dan materialisme bukan hal baru, yang kita temuka dan kita hadapi di zaman yang serba modern ini, tetapi juga di zaman sebelumnya, bahkan ketika zaman Alkitab di tuliskan. Sebagai salah satu contoh, orang-orang yang ada di jemaat Efesus, dimana Timotius melayani. Mereka memiliki gaya hidup materalisme. Paulus menjelaskan bahwa ada dari antara mereka yang hidupnya hanya ingin kaya, sehingga mereka jatuh ke dalam berbagai pencobaan. Mereka jatuh ke dalam jerat dan ke dalam berbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam reruntuhan dan kebinasaan. Bahkan ada di antara mereka menyimpang dari iman hanya karena ingin mengejar dan mendapatkan uang. Gaya hidup materialisme telah menguasai mereka dan uang telah menjadi tujuan utama dari kehidupan beberapa jemaat di Efesus.

Melihat fenoma yang terjadi di Efesus tersebut, Rasul Paulus pernah menasehatkan dan mengingatkan kepada Timotius, anak rohaninya; “Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih kesabaran dan kelembutan. (1 Timotius 6:11). Istilah pemakaian kata “manusia Allah” dalam PL menunjuk kepada mereka yang melayani Tuhan seperti para imam dan nabi, namun dalam PB istilah “manusia Allah” bukan hanya mengacu kepada para rasul tetapi juga menunjuk atau dikenakan kepada semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan yang melakukan kehendak-Nya.

Paulus ingin agar Timotius sebagai orang percaya yang juga melayani di Efesus tidak terjebak dan terjerat oleh gaya hidup seperti yang dilakukan oleh beberapa orang di Efesus. Sebagai orang percaya kiranya kita diberi hikmat untuk menghadapi dan menjalani kehidupan dunia yang serba penuh dengan kebahagiaan yang bersifat sesaat. Apalagi sampai menyimpang dari iman di dalam Tuhan Yesus Kristus hanya demi mengikuti “trend” yang sedang berkembang di sekitar kita. Karena tidak sedikit “orang Kristen” di zaman sekarang yang dengan rela dan dengan mudahnya meninggalkan persekutuan dengan Tuhan hanya karena demi mempertahankan “life style”. Karena itu, biarlah himbauan dan nasehat Rasul Paulus kepada Timotius juga mengingatkan kepada kita orang-orang percaya yang hidup di zaman yang serba modern untuk tetap kuat dalam iman dan setia dalam melayani Tuhan.  Amin

BERUSAHALAH, JANGAN MENYERAH

  Berusahalah, Jangan Menyerah Salah satu tanda kehidupan adalah adanya usaha dan perjuangan. Sebatang pohon yang hidup maka akarnya akan te...