Yohanes 17:9-17
Yesus mendoakan murid-murid-Nya agar Tuhan memisahkan dan melindungi
mereka dari dunia ini. Untuk merekalah Kristus berkorban, dan untuk
merekalah Kristus berdoa. Kasih dan kedekatan Yesus dengan
murid-murid-Nya sangat terlihat di dalam doa ini. Yesus akan pergi
meninggalkan para murid dan Dia meminta Bapa untuk menjaga mereka.
Mereka telah diberikan Bapa kepada Dia, dan sekarang Yesus menyerahkan
mereka ke tangan Bapa karena Dia akan segera pergi kepada Bapa. Yesus
telah menjanjikan kepada mereka akan mengirimkan Roh Kudus, dan Yesus
tetap mendoakan agar Bapa menjaga para murid. Doa dan janji-Nya berisi
tema yang sama. Para murid tidak sanggup menjalankan yang Yesus jalankan
dengan penuh kesetiaan. Tetapi Yesus adalah Sang Pengantara yang tidak
mungkin gagal. Dia menebus kita dengan darah-Nya, dan Dia mendoakan kita
agar Bapa senantiasa memelihara iman kita. Doa Yesus adalah ekspresi
jiwa-Nya yang penuh kasih sekaligus ungkapan diri-Nya yang dekat dengan
Bapa. Doa yang memohon bagi orang lain sesuai dengan kehendak Bapa di
surga adalah doa yang benar, berkuasa, dan patut diteladani. Apakah yang
sering kita doakan? Kita sering kali terlalu berpusat pada diri di
dalam doa-doa kita, atau sering kali juga kita mendoakan banyak hal
tanpa kepekaan akan kehendak Bapa di surga. Tetapi doa tidak boleh
dipanjatkan dengan munafik. Apa yang ada di dalam hati kita, itulah yang
kita doakan. Dengan demikian, melatih diri untuk mendoakan orang lain
demi kehendak Bapa di surga dan demi kemuliaan Bapa di surga adalah
bentuk disiplin rohani yang tidak boleh diabaikan. Yesus berdoa agar
Bapa menyertai murid-murid-Nya demi kemuliaan Bapa. Mengapa? Karena
mereka ini adalah milik Bapa yang dipercayakan kepada Kristus. Yesus,
Gembala mereka, menerima mereka dari Bapa, dan Yesus menyerahkan mereka
ke dalam perlindungan tangan Bapa karena Dia akan menyelesaikan
pekerjaan yang menjadikan para murid itu milik-Nya dan milik Bapa-Nya.
Betapa indahnya doa ini. Yesus, yang rela mati bagi murid-murid-Nya ini,
akan segera menyelesaikan pekerjaan-Nya menyatakan Kerajaan Allah dan
menebus umat pilihan Allah. Dia, yang dengan sempurna mengerjakannya,
tetap bergantung pada Bapa di surga untuk pekerjaan-Nya ini.
Kebergantungan kepada Bapa bukanlah sifat pasif, pasrah, dan tidak
berjuang. Justru kegigihan memperjuangkan kehendak Tuhan harus dilakukan
secara menyeluruh. Rencana, tindakan, kegigihan, niat hati, dan
kebergantungan di dalam doa menjadi satu kesatuan yang tidak mungkin
dipisahkan. Yesus mengasihi murid-murid-Nya, Dia telah menetapkan hati
untuk menebus mereka. Yesus mengasihi Bapa-Nya, Dia telah menetapkan
hati untuk menaati-Nya menggenapi rencana Kerajaan-Nya di surga dan
dunia. Yesus, yang telah menetapkan hati-Nya untuk melakukan hal-hal
ini, juga akan menjalankannya dengan sempurna. Yesus yang akan
menjalankannya dengan sempurna, juga adalah Yesus yang berdoa bergantung
kepada Bapa di surga untuk menjaga para murid dan memuliakan nama
Allah.
Selama Yesus bersama para murid, Dia menyertai mereka, mendampingi
mereka, menjaga, dan melindungi mereka seperti gembala yang baik
menyertai domba-dombanya. Tidak ada yang diluputkan dan tidak ada yang
dibiarkan hilang kecuali dia yang tidak pernah dipilih untuk menjadi
milik-Nya. Setelah Yesus menyelesaikan pekerjaan-Nya, Dia akan pergi
meninggalkan murid-murid-Nya. Untuk apakah Dia pergi? Untuk
menyelesaikan pekerjaan-Nya sebagai Imam Besar yang memimpin jemaat
Allah. Dia ada di surga menjadi Pengantara bagi kita. Dan inilah yang
sedang Yesus lakukan. Dia berdoa sebagai Imam Besar yang mengasihi dan
memedulikan jemaat Allah. Imam Besar yang tidak ingin umat Allah
tercerai-berai.
Bagaimana supaya murid-murid dapat terpelihara? Bagaimana agar mereka
tidak lepas dan binasa? Hanya ada satu cara, yaitu dengan menyatukan
mereka dengan Yesus dan dengan Bapa di surga. Inilah yang Yesus minta di
ayat 11. Apakah maksudnya kesatuan antara murid-murid dan Yesus bersama
Bapa? Di dalam ayat 10-17 kesatuan antara murid-murid dan Yesus bersama
Bapa terjadi karena tiga hal. Yang pertama adalah kesatuan di dalam
kasih, yang kedua adalah identitas di dalam Kristus dan di dalam Bapa,
dan yang ketiga adalah kesatuan karena dipelihara oleh firman. Kasih
Bapa di dalam Kristus diberikan Kristus kepada murid-murid. Identitas,
yaitu nama yang diberikan Bapa kepada Kristus, diberikan oleh Kristus
kepada murid-murid. Dan yang ketiga adalah firman yang diberikan Bapa
kepada Kristus, diberikan oleh Kristus kepada murid-murid. Semua ini
dilakukan agar Kristus, Bapa, dan para murid menjadi satu.