Senin, 28 Juni 2021

Sandaran Hidup

            Apa yang menjadi objek andalan manusia? Apakah kesehatan? Atau kekuatan fisik? Usia yang masih muda? Otak yang pintar? Keluarga? Sahabat? Atau harta kekayaan? Apakah itu semua adalah akar dan pondasi untuk kita meletakan hidup? Jika ya, maka seberapa kuat semua hal tersebut untuk menjadi pondasi bagi kehidupan kita? Bagaimana dengan kita sebagai orang percaya. Apakah kita menjadikan semua itu sebagai objek andalan kita. Bukan.

Tuhan seharusnya menjadi objek tunggal andalan orang percaya. Di tengah pergumulan hidup, topan badai, kita harus datang kepada Gunung Batu ini sebagai tempat perlindungan (Yes. 26:4). Saat panas terik, pohon jarak Yunus terbukti tidak berarti; tidak ada tempat teduh yang menyamai naungan sayap-Nya (Mzm. 36:8). Pengandalan atau kepercayaan yang kudus merupakan satu tindakan lazim sekaligus istimewa, menyembah kepada Allah yang kudus. Tidak boleh ciptaan berbagian dalam hal ini, karena itu akan menjadi ilah atau allah palsu. Memercayai dan mengandalkan Allah merontokkan engsel-engsel kepercayaan kita kepada yang lain termasuk kepercayaan kita pada diri sendiri. Kita tidak dapat mengandalkan Allah sekaligus Mamon. Seharusnya hanya ada satu tali busur kepercayaan kita, dan itu adalah Tuhan. Secara lebih khusus, kita tidak boleh meletakkan andalan kudus kita kepada apa pun, baik yang berada di dalam maupun di luar kita, selain kepada Allah. Kita tidak dapat bersandar pada pengertian sendiri (Ams. 3:5). Meletakkan dan menaruh kepercayaan pada sesuatu yang bukan Allah hanya akan menuntun kita ke tempat berlumpur yang mematikan. Pada kesesatan yang semakin jauh dari pusat kehidupan dan semakin masuk dalam kegelapan yang tidak ada setitik pun sinar di sana.

Kita tidak dapat mengandaikan hati kita sendiri, karena hati kita terlalu licik (Yer. 17:9). Kita tidak dapat mengandalkan kekuatan fisik kita. Lengan yang paling berotot pun akan gagal sama sekali tatkala diserang kematian dan penyakit. Kaki yang sekarang berdiri kokoh laksana pilar tembaga segera akan tampak aslinya, pilar cetakan tanah liat yang rapuh. Kita tidak dapat mengandalkan keunggulan-keunggulan alami kita yang adalah pinjaman, semua ini adalah kesia-siaan. Tidak ada juga hal-hal di luar diri kita yang dapat kita andalkan, selain Allah. Mengandalkan apa pun yang merupakan bagian dari alam ciptaan ibarat memberi diri makan kerikil. Kita tidak boleh mengandalkan kekayaan yang melimpah, sekalipun dalam aliran paling lancar dan limpah, kekayaan adalah hal yang paling tidak menentu dan tidak akan berfaedah pada hari penghakiman. Harta kekayaan apapun tidak memiliki nilai yang stabil. Nilainya bisa berubah kapanpun. Harta kekayaan bisa hilang, entah karena diambil pencuri atau karena bencana seperti kebakaran, bencana alam dan lain sebagainya. Harta kekayaan berapapun banyaknya dan sebesar apapun nilainya tetap adalah benda mati. Dan itu bisa dicari, bisa dibeli. Karena itu jika kita percaya pada harta kekayaan untuk hidup maka kita akan sia-sia.

Orang yang mengandalkan kekayaan tidak pernah dapat mengharapkan warisan pusaka di sorga. Lebih muIah seekor unta masuk lubang jarum daripada seorang kaya memasuki gerbang kemuliaan sorga. Demikian juga jika mengandalkan manusia, yang tidak lain adalah buluh yang patah. Manusia hanyalah debu dan harapan-harapan kita lenyap bersama kematian. Ah, tetapi orang kudus mendapatkan dasar fondasi kokoh dengan mengandalkan Allah! Semua yang kita temukan di dalam Allah akan mengajarkan kepada kita untuk menempatkan kepercayaan kita di dalam Dia saja. Percayalah kepada Allah. Allah kita adalah tempat kita bersandar dengan aman. Karena itu Yesaya mendorong atau memerintahkan bahwa percaya pada Tuhan adalah selama-lamanya bukan hanya dalam situasi tertentu saja tetapi dalam setiap musim hidup kita. Percayalah pada Tuhan bukan hanya sesaat atau sementara, tetapi selama-lamanya. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERUSAHALAH, JANGAN MENYERAH

  Berusahalah, Jangan Menyerah Salah satu tanda kehidupan adalah adanya usaha dan perjuangan. Sebatang pohon yang hidup maka akarnya akan te...