Minggu, 11 Juli 2021

PERKATAAN DAN TINDAKAN

  

Dalam kehidupan sehari-hari yang kita jumpai atau kita jalani beragam tipe manusia. Pertama, ada yang banyak dan fasih dalam berbicara tetapi kurang dalam tindakan atau mungkin juga tidak ada tindakan sama sekali. Kedua ada tipe orang yang sedikit berbicara tetapi kaya dalam tindakannya. Tipe yang ketiga adalah, ada orang yang balance dalam perkataan dan tindakan. Dalam hal ini apa yang dikatakannya itulah yang dilakukannya. Hidup seseorang bukan saja tentang apa yang dikatakannya, tetapi apa yang dilakukannya? Bagaimana seseorang melakukan sesuatu? Itu manusia. Bagaimana dengan Allah? Mari melihat apa yang ditulis oleh seorang pemazmur; Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi, Dia memberi perintah, maka semuanya ada (Mazmur 33:9).

Apa yang diucapkan Allah adalah tindakan-Nya sekaligus. Semua janji-Nya merupakan satu kesatuan dengan penggenapannya. Ia sungguh berkehendak untuk menggenapi Firman-Nya sesuai dengan apa yang dijanjikan-Nya. Tidak ada jarak antara kata dan tindakan-Nya, tidak seperti manusia. Perkataan dan tindakan Allah adalah satu kesatuan. Pertimbangan ini langsung menyingkirkan hambatan utama iman. Bukankah hal ini yang melemahkan keyakinan kita akan janji-janji Allah? Bukankah kita menganggap penggenapan janji-janji Allah sebagai tidak pasti dan sulit, atau di masa mendatang dan masih sangat lama? Jika kita mampu memandang penggenapan sepasti janji-Nya, iman dapat menyimpulkan bahwa penggenapan janji-janji Allah adalah pasti, mudah, dan terjadi pada saat ini.

Akar semua kepastian adalah kehendak Allah. Jika Ia berkehendak untuk menjanjikan, la juga berkehendak untuk menggenapi. Bagi Allah, kedua hal ini sama. Orang percaya memiliki hak yang tidak perlu dipertanyakan terhadap semua hal yang dijanjikan Allah. Semua janji itu diwariskan kepada orang percaya melalui kehendak kekal Sang Bapa, dan telah lunas dibayar oleh darah Kristus yang mahal. Seluruh esensi Allah yang mulia terlibat demi penggenapan setiap janji-Nya. la akan berhenti menjadi Allah jika gagal menggenapi janji-Nya yang mana pun. Karena Ia bukan Allah jika la bukan Yang Paling Sempurna. Seandainya Ia tidak menggenapi janji-janji-Nya, hal ini akan menyingkirkan Dia sebagai yang mutlak sempurna.

Jika Ia tidak menggenapi janji-janji-Nya, Ia dapat dikatakan tidak memiliki kehendak, atau kemampuan. Artinya: Ia memiliki kekurangan, baik dalam hal kuasa maupun hikmat. Jika la tidak pernah berkehendak untuk menggenapi, lalu bagaimana la dapat dianggap benar? Jika la pernah berkehendak, tetapi sekarang berubah pikiran, bagaimana Ia dapat disebut Allah Yang Mustahil Berubah? Jika la bukan Yang Mustahil Berubah, Ia tidak kekal. Sepasti Ia adalah Allah, la akan mewujudkan janji-janji-Nya. Kita sama saja mengatakan tidak ada Allah bila meragukan penggenapan atas janji-janji-Nya. Kemuliaan keberadaan-Nya dipertaruhkan di sini. Ia tidak kehilangan apa pun jika la menggenapi janji-janji-Nya, tetapi jika tidak, la akan kehilangan segalanya. Ia melibatkan diri-Nya tatkala la menerapkan Firman-Nya. Manusia dapat tetap sebagai manusia meskipun tidak setia, sebaliknya Allah tidak dapat tetap sebagai Allah apabila Dia tidak setia: Ia tidak dapat menyangkal Diri-Nya sendiri.

Betapa bersyukurnya kita memiliki Allah yang telah beranugerah kepada kita dalam Tuhan Yesus Kristus. Dia tidak pernah melalaikan firman-Nya. Allah yang kita sembah dalam Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang menggeanpi seluruh firman-Nya, bagi kita yang dikasihi dan mengasihi-Nya. Karena itu jangan pernah ragu akan kebenaran firman Allah. Tuhan menolong dan memberkati kita dalam melakukan kehendak-Nya. Amin

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERUSAHALAH, JANGAN MENYERAH

  Berusahalah, Jangan Menyerah Salah satu tanda kehidupan adalah adanya usaha dan perjuangan. Sebatang pohon yang hidup maka akarnya akan te...