2 Raja-raja 21:1-18
Manasye, raja Yehuda anak dari raja Hizkia dan
Hefzibah, raja yang ketika hampir meninggal namun diberi hidup 15 tahun lagi
oleh Tuhan. Manasye berumur 12 tahun ketika ia diangkat menjadi raja untuk menggantikan
ayahnya, Hizkia. Ia memerintah selama 55 tahun di Yerusalem. Apa yang dilakukan
oleh raja Manasye dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan orang-orang Yehuda
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan supaya menjadi
pembelajaran bagi kehidupan orang percaya sehingga tidak jatuh pada kesalahan
fatal yang mengakibatkan Tuhan murka.
Alkitab mencatat bahwa Manasye melakukan apa yang
jahat di mata Tuhan, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah
dihalau Tuhan dari depan orang-orang Isarel. Manusia sangat terbatas untuk
melihat apa yang dilakukan oleh sesamanya, apakah dia melakukan apa yang baik,
atau yang jahat, apakah dia melakukan apa yang benar atau yang salah. Tetapi manusia
tidak dapat bersembunyi dari pandangan Allah. Manusia ada dalam penglihatan
Allah. Hal itulah yang tidak disadari oleh seorang raja bernama Manasye. Tuhan
telah menghalau bangsa-bangsa lain yang telah berbuat keji, jahat dan berdosa.
Hal itu Tuhan lakukan di depan bangsa Israel, supaya bisa menjadi pusat
pembelajaran bagi orang Israel, khusunya raja Manasye. Ternyata raja Manasye
gagal dalam mempelajari apa yang telah Tuhan tunjukan melalui bangsa-bangsa
lain. Manasye malah kecemplung dalam tindakan yang sangat jahat.
Mungkin kita akan bertanya, hal-hal jahat apa yang
raja Manasye telah lakukan? Apa yang Alkitab katakan tentang perbuatan jahat
yang raja Manasyeh perbuat.
Raja Manasye mendirikan kembali bukit-bukit
pengorbanan yang sebelumnya telah dimusnahkan oleh ayahnya. Dia membangun
mezbah-mezbah untuk Baal, dan membuat patung Asyera seperti yang dilakukan oleh
raja Ahab serta sujud menyembah kepada segenap bala tentara langit dan
beribadah kepadanya. Manasye juga membuat mezbah-mezbah dirumah Tuhan. Dengan
demikian ia membuat rumah Tuhan menjadi tempat penyembahan berhala. Pada hal
tentang rumah Tuhan, Allah telah berfirman bahwa di Yerusalem Allah telah
menaruh nama-Nya. Yerusalem seharusnya menjadi pusat penyembahan umat-Nya utuk
beribadah kepada-Nya, namun Manasye menyimpangkannya pada penyembahan
berhala-berhala. Manasye memandang hina kekudusan Allah. Hati Manasye terpaut
pada ilah-ilah dan bukan kepada Allah. Sebab ia tidak hanya membuat mezbah bagi
Baal tetapi juga sujud beribadah kepadanya. Manasye melawan ketetapan dan hukum
Tuhan yang telah diberikan-Nya melalui Musa.
Begitu jauhnya Manasye menyimpang dari ketetapan
Tuhan, hingga dia menjadikan anaknya sebagai korban persembahan bakaran. Ia
menyerahkan anaknya untuk dibakar dalam api. Raja Manasye juga melakukan dosa
ramal, telaah, menghubungi pemanggil para aruwah dan memanggil para roh
peramal. Alkitab menegaskan betapa banyaknya kejahatan yang dilakukan oleh raja
Manasye di mata Tuhan.
Jikalau melihat ke belakang tentang apa yang telah
difirmankan oleh Tuhan kepada raja Daud dan juga raja Salomo, dimana Tuhan
telah berfirman kepada mereka bahwa tentang rumah Tuhan di Yerusalem, Tuhan
telah memilih Yerusalem sebagai tempat untuk meletakan nama-Nya. Apa yang Tuhan
harapkan dari umat Israel adalah mereka melakukan tepat seperti yang Tuhan
telah perintahkan kepada Musa. Tuhan ingin mereka berpengang pada hukum-Nya,
hukum taurat yang telah iIa berikan melalui Musa dan melakukan hukum tersebut.
Tetapi umat Israel tidak mau mendengarkan. Karena mereka telah disesatkan oleh
raja Manasye. Sehingga umatpun melakukan apa yang jahat. Mereka mengikuti apa
yang raja Manasye ajarkan kepada mereka. Kesesatan raja Manasye mengakibatkan
kesesatan bagi umat juga. Dosa raja Manasye mengakibatkan keberdosaan bagi umat
juga.
Di kala sesesatan dan kejahatan yang sedang merajalela
melalui raja Manasye dan orang-orang Yehuda. Tuhan menyatakan kasih-Nya dengan
cara mengutus para nabi-Nya untuk mengingatkan mereka akan dosa yang keji. Apa
yang difirmankan Tuhan melalui nabi-Nya adalah untuk menyampaikan bahwa Tuhan
akan menghukum mereka. Tuhan akan menimpakan malapetaka atas Yerusalem dan
Yehuda. Mereka akan diserahkan oleh Tuhan ke dalam tangan musuh-musuhnya.
Segala milik mereka akan dijarah dan dirampas oleh para musuh. Sebagai akibat
dari keberdosaan mereka kepada Tuhan. Mereka telah menimbulkan sakit hati bagi
Tuhan. Ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan mereka lakukan sejak mereka dituntun
oleh Tuhan keluar dari perbudakan di Mesir hingga pada saat mereka telah
mendiami tanah Kanaan, tanah yang Tuhan telah berikan kepada mereka.
Kejahatan terakhir yang bisa dilihat dari apa yang
dilakukan oleh raja Manasye adalah bagaimana dia membunuh dan menumpahkan darah
dari orang-orang yang tidak bersalah. Orang yang tidak bersalah mungkin
menunjuk pada para nabi Tuhan yang memberitakan kebenaran dari Tuhan. Mungkin
juga menunjuk pada orang-orang Yehuda yang sebetulnya hidup dalam melawan
ketetapan raja Manasye. Tetapi mereka dibinasakan olehnya.
Sebagai seorang raja, Manasye tentu seorang yang
memiliki “kekuasaan”. Dengan kekuasaan tersebut seharusnya dapat menuntun umat
dalam kehidupan yang benar, tetapi sebaliknya kekuasaan tersebut salah
digunakan. Dia tidak saja menyesatkan diri, tapi menyesatkan umat. Dia tidak
hanya berdosa seorang diri tetapi juga mengakibatkan umat berdosa. Belajarlah
pada sejarah. Belajarlah dan berpeganglah pada firman Allah, jikalau hidup ini
tidak ingin dimurkai oleh Allah. Allah adalah Allah yang berdaulat, berkuasa di
atas segala kekuasaan penguasa di dunia. Sehingga Dia berotoritas untuk menegakkan
hukum-Nya atas ciptaan-Nya dengan cara yang Dia kehendaki. Allah adalah Allah
yang suci, yang kudus, sehingga Dia tidak ingin dengan kesucian dan
kekudusan-Nya dipermainkan dan dihinakan. Allah adalah Allah yang kasih dan
adil sehingga ia menyatakan kasih dan keadilan-Nya. Dengan kasih Dia memimpin
dan memelihara umat-Nya, dengan adil juga Dia akan menghukum mereka yang
melanggar perintah-Nya.
Di akhir dari kisah ini, Alkitab menyatakan tentang
akhir kehidupan raja Manasye. Raja Manasye pun meninggal dan dikuburkan. Tetapi
ada hal penting yang perlu diperhatikan bahwa raja Manasye dengan segala dosa
dan kejahatannya dicatat dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda. Seperti apa
kehidupan kita? Bagaimana orang mencatat, merekam dan mengukir hidup kita dalam
catatan mereka? Kita tentu mengharapkan nama yang harum, catatan yang indah
tentang diri kita. Apa yang bisa kita wariskan bagi generasi kita, bagi
keluarga kita, akankah catatan-catatan yang penuh dengan dosa dan kejahatan
atau sebaliknya catatan-catatan indah yang bernilai mahal. Hidup kita akan
berakhir, karena itu selagi dianugerahkan hidup oleh Tuhan lakukanlah
kehendak-Nya, ajarkan kebenaran, tinggalkan keteladanan hidup benar. Kiranya
Tuhan menolong dan memampukan kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar